Tuesday, April 9, 2013

Ini Gaya Dahlan Iskan Jelaskan Permasalahan Listrik di Jakarta


Sebagai Mantan Direktur Utama PT PLN (Persero) Dahlan Iskan banyak tahu permasalahan kelistrikan terutama di DKI Jakarta. Ia juga sempat terpaksa menggunakan BBM dalam menjalankan pembangkit sehingga terjadi inefisiensi di tubuh PLN.

Ketika ditanyakan permasalah pemadaman bergilir yang dilakukan PLN akibat adanya perbaikan SUTET di Sumedang.

"Begini, DKI Jakarta itu kebutuhan listriknya mencapai 10.000 Mega Watt (MW), tetapi hanya punya 3 pembangkit dengan total 3.000 MW, seperti di Muara Karang dan Muara Tawar," kata Dahlan ketika ditemui di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Selasa (2/4/2013).


Dikatakan Dahlan, untuk mencukupi kebutuhan listrik di Jakarta dibutuhkan pasokan dari Paiton di ujung timur Jawa Timur dan di Barat dari PLTU Suralaya di Cilegon, Jawa Barat.

"Namun, untuk memasok listrik dari Paiton dan Suralaya ke Jakarta dibutuhkan kabel yang panjang sekali, dibutuhkan menara tinggi, transimisi dengan travo 500 KV, karena kalau transmisi di bawah 500 KV misalnya 150 KV ke bahwa loses misal dari Paiton dikirim 1.000 MW sampai Jakarta hanya terkirim 700 MW, kalau 500 KW sampainya 900 MW," jelas Dahlan.

Untuk menghindarkan pemadaman listrik jika ada perbaikan di menara SUTET memang sulit.

"Perbaikan pasti rutin dilakukan, apalagi ada besi-besi menara listrik yang dicuri, kalau sudah begitu PLN harus padamin listrik kalau tidak mana ada orang yang mau perbaiki, bisa mati orang kalau lagi perbaiki SUTET listriknya masih mengalir," tuturnya.

Diperlukan jaringan listrik yang sangat banyak dan lengkap agar jika ada perbaikan aliran listrik bisa dialihkan dan tidak terjadi pemadaman,

"Tapi saat ini PLN belum mampu, kondisi finansialnya belum bisa," ucap Dahlan.

Makanya kemarin ketika ada pembangkit listrik 1.500 MW dekat Jakarta tidak bisa menyalurkan listrik dan harus menggunakan pembangit di Muara Karang dan Tawar menggunakan BBM.

"Ya kemarin ada anggota DPR bertanya masalah inefisiensi, ini ada pembangkit 1.500 MW kok gak dipake, ya karena jaringannya tidak ada, jadi tidak bisa ngalirkan listrik, makanya pakai pembangkit di Muara Karang dan Tawar yang pakai BBM, jadinya Jakarta tidak padam, tapi ya itu dinyatakan inefisiensi," tandasnya.

No comments:

Post a Comment