Wednesday, October 23, 2013

Jalannya Berbeda, Tujuannya Sama




Perjalanan Dahlan Iskan ke Sekolah Petani Kampar (4)

Sebagai Bupati Kampar, Jefry Nur dihadapkan pada problem kesejahteraan rendah di pedesaan. Dari 800 ribu penduduk, 21 ribu di antaranya berstatus miskin.

Membangun sekolah petani adalah salah satu strategi Jefry untuk mengatasi kemiskinan di kalangan masyarakat petani dan pedesaan. Jefry meyakini, kemiskinan di pedesaan disebabkan kurangnya pengetahuan para petani. Maka sekolah petani adalah solusinya.

Selama 15 hari, petani digembleng dengan berbagai pengetahuan pertanian terpadu. Budi daya tanaman, peternakan dan perikanan adalah pelajaran wajibnya. Pengetahuan tambahannya ada beberapa macam, mulai membuat proposal proyek untuk mengajukan kredit sampai pengenalan potensi pasar komoditi.

Tuesday, October 22, 2013

Habis Cabai Terbitlah Bawang



Perjalanan Dahlan Iskan ke Sekolah Petani Kampar (3)

Setelah ambisinya untuk menjadikan cabai Kampar sebagai sentra produksi cabai merah keriting sukses, Bupati Kampar Jefry Noer sekarang mendatangkan kelompok petani dari Cirebon untuk menjadi “dosen” di sekolah petani. Mau bikin apa lagi?

Lahan seluas 13 hektar tak jauh dari lokasi sekolah petani Kampar yang berada di kawasan Kubang Jaya itu sudah selesai diolah. Seminggu lagi, akan mulai ditanami.

Sejumlah pria bercakap dalam bahasa Jawa “Cirebonan”. Siapa mereka? “Oh, itu dosen-dosen yang baru kami datangkan dari Cirebon. Mereka kelompok petani bawang merah yang akan mengajar di sekolah ini selama satu musim tanam,” jelas Bupati Kampar Jefry Nur kepada Menteri BUMN Dahlan Iskan yang berkunjung ke sekolah itu, Minggu siang (13/10).

Monday, October 21, 2013

Dahlan Iskan Hadir, TARI MASSAL MELAYU PECAHKAN REKOR MURI dan REKOR DUNIA



Tari Massal Melayu yang ditaja Riau Pos Grup bersama dengan dukungan sekitar 22.000 pelajar SMP, SMA, SMK Negeri dan Swasta se Kota Pekanbaru dihadiri Menteri BUMN Dahlan Iskan, Chairman Riau Pos Grup Rida K Liamsi, Wakil Gubernur Riau HR Mambang Mit, Wali Kota Pekanbaru Ir Firdaus MT, Kapolda Riau Brigjen Pol Condro Kirono, Ahad pagi tadi (13/10) pukul 08.00 WIB di lokasi car free day Jalan Diponegoro Pekanbaru, berhasil memecahkan penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI) ke 6.179 dan dicatatkan resmi dalam Penghargaan pertama di dunia.

Lima Tari Melayu yang dibawakan instruktur tari yang diikuti oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan dan isteri Ny Novia yakni Tari Kuala Dewi, Mak Inang, Selayang Pandang, Tanjung Katung, dan Tari Serampang 12.

Saking Pintarnya Petani, Terjadilah Krisis Kedelai



Perjalanan Dahlan Iskan ke Sekolah Petani Kampar (2)

Keberhasilan Muslim, petani miskin dari Kabupaten Kampar, Riau, yang sekarang menjadi jutawan setelah bersekolah 15 hari, menurut Menteri BUMN Dahlan Iskan sangat membanggakan sekaligus “membahayakan”. Kok bisa?

Menteri BUMN Dahlan Iskan benar-benar kagum mendengar “success story” Muslim. Bagaimana tidak? Selama 10 tahun, Muslim sudah membanting tulang menjadi petani, tetapi kesejahteraannya tak kunjung membaik. Sekarang, dengan belajar 15 hari di sekolah petani, Muslim mendadak menjadi warga yang berkecukupan.

Masa pendidikan di sekolah petani Kampar ini memang hanya berlangsung 15 hari. Selama itu, para siswa memperoleh berbagai pengetahuan pertanian yang diajarkan melalui teori dan praktik dengan komposisi 30 : 70. “Petani itu bukan jenis orang yang senang diceramahi. Harus banyak praktiknya,” jelas Bupati Kampar Jefry Nur. 

Sunday, October 20, 2013

Karena Sungguh-sungguhnya 24 Karat



Perjalanan Dahlan Iskan ke Sekolah Petani Kampar (1)

Sekolah khusus petani adalah hal yang menarik di balik perjalanan Dahlan Iskan ke Pekanbaru sejak Sabtu hingga Minggu (12 – 13 Oktober 2013). Berikut catatannya, yang akan diturunkan bersambung mulai hari ini.

Menteri BUMN Dahlan Iskan sebenarnya berkunjung ke Pekan Baru hanya untuk dua hal. Pertama, menghadiri peluncuran buku “Ombak Sekanak” dan “Rose” karya Rida K Liamsi. Kedua, ikut memecahkan rekor MURI tari melayu bersama 22.000 masyarakat Pekan Baru.

Dua acara itu telah berakhir. Peluncuran buku berlangsung di Hotel Aryaduta, Pekan Baru, Sabtu (12/10) malam. Tari Melayu terlaksana Minggu (13/10) pagi. Pada pukul 10.00, tidak ada agenda kegiatan lagi, selain menunggu pesawat Citilink yang akan mengantar Dahlan menuju Batam untuk selanjutnya meneruskan perjalanan ke Surabaya.

Sama-sama Aktivis, Sama-sama Jualan Koran



Tidak lengkap mengisahkan Dahlan Iskan di Samarinda pada dekade 70-an tanpa menyebut nama Nafsiah Sabri. Perempuan asal Loa Kulu, Kutai Kartanegara ini adalah ibu dari anak-anak Pak Menteri.

AAN R GUSTAM*

PEREMPUAN yang biasa saya panggil ‘kakak’ ini setia mengikuti Dahlan dari awal kehidupan yang sangat pahit. Setelah menikah, mereka menyewa rumah sangat sederhana di Samarinda.

Seluruh tiang rumah sewaan ini menancap di Sungai Karang Mumus, anak Sungai Mahakam. Hanya teras rumahnya yang menempel di bibir jalan raya. Tak ada perabotan memadai di rumah itu. Kasur tempat mereka tidur pun harus digulung kalau siang hari agar rumah tanpa kamar itu tetap terasa lebar.

Saturday, October 19, 2013

Deal Politik Mahfud MD dan Dahlan Iskan



Secara mengejutkan Mahfud MD memutuskan mundur dari konvensi capres Partai Demokrat (PD). Ada kompromi politik antara Mahfud MD dan Dahlan Iskan, sebagai salah satu alasan eks Ketua MK tersebut memilih tak ikut konvensi.

"Sebenarnya saya mendapatkan tiket lewat Partai Demokrat, tapi kemudian saya memutuskan untuk tidak ikut konvensi. Ada 9 alasan yang membuat saya memutuskan tak ikut konvensi dan memilih jalur lain," kata Mahfud saat berbincang dengan detikcom, Jumat (11/10/2013).

9 Alasan Mahfud MD tentu sudah banyak beredar di media. Yang menarik ada kompromi antara Mahfud MD dan Dahlan Iskan di balik keputusan berani itu.

Dahlan Iskan Bangga PTPN III Ekspor CPO Ke Tanzania



Menteri BUMN Dahlan Iskan merasa bangga pada PT Perkebunan Negara (PTPN) III yang baru saja mengekspor Crude Palm Oil (CPO) sebanyak 10 ribu ton dari Dumai, Provinsi Riau ke Tanzania. Sebab ekspor yang dilakukan PTPN III ini merupakan kali pertama dilakukan perseroan.

"Tepatnya pada tanggal 7 Oktober kemarin, PTPN III melakukan ekspor perdana. Mereka ekspor 10 ribu ton dari Dumai ke Tanzania. Saya sangat bangga dan terharu sekali," aku Dahlan usai menghadiri rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (10/10).

Friday, October 18, 2013

Pabrik Gondorukem Perhutani Segera Beroperasi



Direktur Utama Perusahaan Umum Perhutani Bambang Sukmananto memastikan pabrik derivatif gondorukem dan terpentin di Pemalang, Jawa Tengah, akan mulai beroperasi pada akhir Oktober ini. Pabrik yang digadanggadang akan menjadi yang terbesar se-Asia Tenggara ini ditargetkan memproduksi 30 ribu ton getah pinus per tahun.

Pabrik itu akan mengubah struktur pendapatan perseroan yang selama ini mayoritas disumbang dari penjualan kayu. “Selama ini kayu menyumbang 55 persen dan non-kayu 45 persen. Pabrik itu akan membalik sumber pendapatan. Sebab, ke depan, mengandalkan kayu saja akan sulit,” kata dia di Jakarta kemarin.

Produk gondorukem dan terpetin merupakan hasil destilasi getah pinus berkualitas tinggi. Gondorukem banyak digunakan di bidang farmasi, sedangkan minyak terpentin merupakan pelarut dan digunakan sebagai bahan baku pelarut cat, bahan baku parfum, disinfektan, dan campuran kimia lain.

Angin Itu Bertiup Makin Kencang, Sahabat...



Mengalirnya dukungan pada terobosan-terobosan Dahlan Iskan membuat mereka yang selama ini menikmati kenyamanan mulai gerah dan melawan. Mereka kuatir periuk berlian mereka bakal berkurang kalau Dahlan memimpin negeri ini.

Sudah belasan Direktur BUMN yang dipecat Dahlan begitu terindikasi korupsi. Ada Dirut yang dipecat 'hanya' karena istrinya memakai mobil dinas. Bahkan seorang komisaris BUMN dipecat hanya karena menolak menyerahkan laporan kekayaan ke KPK. Mereka kuatir, kalau kewenangan Dahlan lebih luas dari sekedar BUMN, keamanan mereka akan terancam. Apalagi Dahlan sudah punya rencana, kalau jadi presiden, para koruptor-koruptor itu, selain dituntut secara pidana juga akan dituntut secara perdata sehingga harta kekayaan mereka akan disita negara.

Temuan Inefisiensi yang Mestinya Melebihi Rp 37 Triliun





Benarkah BPK menemukan inefisiensi di PLN sebesar Rp 37 triliun saat saya jadi Dirut-nya? Sangat benar. Bahkan, angka itu rasanya masih terlalu kecil. BPK seharusnya menemukan jauh lebih besar daripada itu.

Contohnya ini: Rabu subuh kemarin saya mencuri waktu sebelum mengikuti acara peresmian pelabuhan kontainer Kariangau, Balikpapan, oleh Bapak Presiden SBY. Masih ada sedikit waktu untuk saya menyelinap ke Senipah. Jaraknya memang 1,5 jam dari Balikpapan, tapi dengan sedikit ngebut masih akan oke.

Di Senipah sedang dibangun pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) 80 mw. Awalnya, sebelum saya menjabat Dirut PLN, proyek itu menghadapi persoalan birokrasi besar. Saya datang ke Senipah di dekat muara Sungai Mahakam itu. Persoalan selesai. Proyek bisa dibangun.