Perjalanan Dahlan Iskan ke Sekolah Petani Kampar (3)
Setelah ambisinya untuk menjadikan cabai Kampar sebagai sentra produksi cabai merah keriting sukses, Bupati Kampar Jefry Noer sekarang mendatangkan kelompok petani dari Cirebon untuk menjadi “dosen” di sekolah petani. Mau bikin apa lagi?
Lahan seluas 13 hektar tak jauh dari lokasi sekolah petani Kampar yang berada di kawasan Kubang Jaya itu sudah selesai diolah. Seminggu lagi, akan mulai ditanami.
Sejumlah pria bercakap dalam bahasa Jawa “Cirebonan”. Siapa mereka? “Oh, itu dosen-dosen yang baru kami datangkan dari Cirebon. Mereka kelompok petani bawang merah yang akan mengajar di sekolah ini selama satu musim tanam,” jelas Bupati Kampar Jefry Nur kepada Menteri BUMN Dahlan Iskan yang berkunjung ke sekolah itu, Minggu siang (13/10).
Jefry memang sangat berambisi menjadikan Kabupaten Kampar sebagai basis produksi bawang merah untuk memasok kebutuhan masyarakat di seluruh Sumatera.
Berdasarkan survey tanah dan cuaca, Kampar sangat ideal untuk budidaya bawang merah. Tetapi belum ada petani yang mengerti cara memeliharanya. “Maka, kami harus mendatangkan dosen-dosen khusus bawang merah dari Cirebon,” jelas Jefry.
Lahan 13 hektar itu adalah sekolahnya. Nanti, lahan itu akan dikelola bersama 90 orang petani miskin Kampar yang berminat mengubah hidupnya dengan bercocok tanam bawang merah.
“Sekarang sudah selesai angkatan ke-13. Nah, bawang merah akan diikuti angkatan ke-14, mulai minggu depan,” jelas Jefry.
Untuk mengisi kebutuhan bawang merah di Sumatera, Jefry mendorong petani miskin di 21 kecamatan yang ada di Kabupaten Kampar. Setiap peserta yang nanti lulus, diminta untuk membuat kelompok tani, sehingga kelak bisa mencapai 50 hektar per kecamatan.
Bila langkah ini sukses dan kebutuhan bawang masih terus meningkat, jumlah lahan akan meluas secara alamiah. Petani akan dengan senang hati mengikuti pendahulunya.
“Petani tidak boleh dipaksa-paksa lagi. Kita harus kerjasama dengan petani menggunakan prinsip-prinsip bisnis, tidak bisa lagi dengan pendekatan politis,” kata Dahlan.
Joko Intarto @IntartoJoko
No comments:
Post a Comment