Menteri BUMN, Dahlan Iskan, ditanya soal reaksi keras DPR
terkait laporannya yang menyebut ada anggota Dewan yang meminta jatah kepada
perusahaan BUMN. Dahlan mengaku terserah saja karena hal tersebut merupakan
sebuah risiko.
"Kalau pun masuk penjara saya siap, mati pun
siap," tegasnya.
Namun, Dahlan tidak mau mengungkap nama enam oknum DPR yang
diduga meminta jatah kepada BUMN. Dia menyampaikan nama keenamnya dalam amplop
tertutup kepada Badan Kehormatan DPR.
"Saya nggak mau bongkar-bongkar rumah orang,'' katanya.
''Saya hanya ingin bersih-bersih rumah sendiri."
Di Tanah Suci, Oknum
Dewan Telepon 'Minta Jatah'
Menteri BUMN, Dahlan Iskan, mengatakan laporannya ke Badan
Kehormatan (BK) DPR dilengkapi dengan fakta dan data. Dahlan melaporkan adanya
oknum anggota Dewan yang meminta jatah kepada perusahaan BUMN.
Dahlan pun menuturkan permintaan jatah itu sudah sangat
serius karena sudah sampai pada tahap menagih komitmen. "Teleponnya lebih
20 kali, SMS-nya lebih dari 20 kali, tambah lagi minta ketemuan," ujar
Dahlan mengungkapkan modus oknum anggota Dewan meminta jatah.
Ketika sudah tidak bisa menghindar lagi, akhirnya direksi
BUMN tersebut terpaksa bertemu dengan oknum anggota Dewan tersebut.
"Ketika disampaikan tidak ada pos anggarannya, anggota
DPR itu malah ngajari, yang bayar jangan BUMN, yang bayar vendor. Kalau itu
sudah begitu serius," cerita Dahlan.
Yang mengagetkan, kata Dahlan, salah satu oknum tersebut ke
Tanah Suci. "Dari Mekkah pun telpon minta direksi BUMN bantu,"
tukasnya. (republika)
No comments:
Post a Comment