Jurus Dahlan Iskan mempercepat pembangunan infrastruktur di luar pulau jawa. Jurus lincah yang selalu mengejutkan banyak pihak tapi memunculkan terobosan penting!
Sebagai gambaran, proyek-proyek infrastruktur di luar jawa kurang diminati investor. Sebagai contoh proyek jalan tol trans sumatera. Hal ini karena wilayah dan volume lalu lintas kendaraaan yang saat ini masih sepi. Belum layak secara investasi tapi sangat dibutuhkan secara ekonomi.
Pemerintah pusat kekurangan dana, begitu juga jasa marga yang selama ini bertugas mengelola jalan tol. Satu-satunya jalan agar cepat terealisasi adalah menggunakan kekuatan 'tangan kiri' yaitu BUMN. Hutama Karya sebagai BUMN konstruksi besar yang 100% sahamnya dimiliki pemerintah cocok dengan penugasan ini. Tapi butuh dukungan BUMN-BUMN konstruksi lainnya. Dahlan sedang 'membesarkan' Hutama Karya sebagai spesialis infrastruktur. Yang bisa bekerja cepat, minim birokrasi dan tanpa bergantung pada APBN. Cerdas bukan?
Di tengah kesibukannya menggarap tol Trans Sumatera sepanjang 2.700 kilometer (km), PT Hutama Karya (Persero) menyatakan siap untuk mengakuisisi rekan sejawatnya PT Istaka Karya (Persero).
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan memastikan Hutama Karya akan segera mengambil alih dua perusahaan pelat merah yang bergerak di bidang konstruksi, salah satunya Istaka Karya.
"Hutama Karya bakal mengambil alih Istaka Karya dan satu BUMN lagi saya lupa namanya karena tidak terlalu terkenal," tutur dia di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (22/7/2013).
Istaka Karya yang baru saja lepas dari kepailitan, menurut Dahlan telah mengantongi grade tujuh. Artinya perusahaan pelat merah ini sudah ahli dalam menggarap pekerjaan konstruksi berskala besar.
Namun dia enggan menyebut jumlah saham dua BUMN yang bakal diakuisisi Hutama Karya. "Terserah Hutama Karya mau ambil berapa persen saham Istaka, itu kan aksi korporasi mereka," paparnya.
Paska akuisisi, Dahlan bilang, Istaka Karya bakal menjadi anak usaha baru Hutama Karya. Tugasnya mengerjakan proyek-proyek besar, seperti gedung, jembatan, jalan, proyek Engineering, Procurement dan Construction (EPC) bersama dengan anak usaha Hutama Karya yang lain. (Fik/Shd/Liputan6.com)
Sebagai gambaran, proyek-proyek infrastruktur di luar jawa kurang diminati investor. Sebagai contoh proyek jalan tol trans sumatera. Hal ini karena wilayah dan volume lalu lintas kendaraaan yang saat ini masih sepi. Belum layak secara investasi tapi sangat dibutuhkan secara ekonomi.
Pemerintah pusat kekurangan dana, begitu juga jasa marga yang selama ini bertugas mengelola jalan tol. Satu-satunya jalan agar cepat terealisasi adalah menggunakan kekuatan 'tangan kiri' yaitu BUMN. Hutama Karya sebagai BUMN konstruksi besar yang 100% sahamnya dimiliki pemerintah cocok dengan penugasan ini. Tapi butuh dukungan BUMN-BUMN konstruksi lainnya. Dahlan sedang 'membesarkan' Hutama Karya sebagai spesialis infrastruktur. Yang bisa bekerja cepat, minim birokrasi dan tanpa bergantung pada APBN. Cerdas bukan?
Di tengah kesibukannya menggarap tol Trans Sumatera sepanjang 2.700 kilometer (km), PT Hutama Karya (Persero) menyatakan siap untuk mengakuisisi rekan sejawatnya PT Istaka Karya (Persero).
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Dahlan Iskan memastikan Hutama Karya akan segera mengambil alih dua perusahaan pelat merah yang bergerak di bidang konstruksi, salah satunya Istaka Karya.
"Hutama Karya bakal mengambil alih Istaka Karya dan satu BUMN lagi saya lupa namanya karena tidak terlalu terkenal," tutur dia di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (22/7/2013).
Istaka Karya yang baru saja lepas dari kepailitan, menurut Dahlan telah mengantongi grade tujuh. Artinya perusahaan pelat merah ini sudah ahli dalam menggarap pekerjaan konstruksi berskala besar.
Namun dia enggan menyebut jumlah saham dua BUMN yang bakal diakuisisi Hutama Karya. "Terserah Hutama Karya mau ambil berapa persen saham Istaka, itu kan aksi korporasi mereka," paparnya.
Paska akuisisi, Dahlan bilang, Istaka Karya bakal menjadi anak usaha baru Hutama Karya. Tugasnya mengerjakan proyek-proyek besar, seperti gedung, jembatan, jalan, proyek Engineering, Procurement dan Construction (EPC) bersama dengan anak usaha Hutama Karya yang lain. (Fik/Shd/Liputan6.com)
No comments:
Post a Comment