Tuesday, August 20, 2013

Betapa Cepatnya Swasembada Garam


Indonesia memiliki garis pantai terpanjang di dunia. Ironisnya, Indonesia adalah salah satu importir garam terbesar di dunia. Berpuluh tahun kondisi ini terjadi. Berpuluh tahun, kondisi ini tidak segera teratasi.

Begitu rumitkah teknologi produksi garam? Ternyata tidak. Dalam sebuah kunjungan kerja ke beberapa negara Asia tahun 2012, Dahlan Iskan menyempatkan diri untuk melihat pabrik garam.

Dahlan Iskan tercengang ketika tahu untuk membuat garam di manca negara tidak butuh waktu dua bulan, melainkan hanya perlu dua hingga tiga minggu saja. Rahasianya ada pada lapisan yang digunakan untuk membuat garam.


Di Indonesia, garam diproses di sebuah tambak yang beralas tanah. Sedangkan di sana, garam diproduksi di tambak yang beralas geomembrane. Semacam lembaran kedap air yang berbahan lateks dan sudah diproses sedemikian rupa sehingga aman untuk zat makanan.

Secara matematika, kalau Anda punya lahan tambak 1 hektar bisa menghasilkan panen garam 2 kali selama musim kemarau dengan produksi misalnya 10 ton per hektar, maka total panen Anda hanya 20 ton. Bila satu kilogram harganya Rp 1.000, maka total pendapatan Anda hanya Rp 1.000 x 20.000 kilogram atau Rp 20.000.000.

Coba bandingkan kalau Anda melapisi tambak dengan geomembrane. Bila asumsi panen sama, tetapi masa produksinya cukup dua atau tiga minggu saja, maka dalam waktu empat bulan Anda sudah bisa panen garam paling tidak enam kali. Dengan asumsi harga garam yang sama, jumlah pendapatan Anda menjadi Rp 1.000 x 60.000 kilogram atau Rp 60.000.000.

Matematika sederhana itu yang digunakan Dahlan Iskan untuk memulai pilot project geomembranisasi ladang garam milik PT Garam di Madura. Setelah diujicoba beberapa kali dan hasilnya memuaskan, sosialisasi geomembrane pun menyebar dengan cepat.

Tak sampai setahun, predikat memalukan sebagai negara bergaris pantai terpanjang di dunia sekaligus salah satu importir garam terbesar di dunia, selesai sudah. Geomembrane telah menjadikan Indonesia sanggup berswasembada garam. Indonesia sekarang bahkan sudah bisa mengekspor garam ke sejumlah negara, dengan garam kualitas baik.

Swasembada garam adalah semangat nasionalisme baru yang konkrit dari seorang Dahlan Iskan, yang tidak ingin bangsa Indonesia diejek-ejek terus oleh bangsa-bangsa lain sebagai bangsa bodoh dan malas belajar.

No comments:

Post a Comment