Leading In Conflict Ala Dahlan Iskan
Mudik admin tahun ini sedikit berbeda dengan sebelumnya. Di sela silaturahim, sesekali admin pakai mengetes pengetahuan beberapa kerabat tentang Dahlan Iskan. Ternyata hasilnya cukup menarik. Mereka yang cukup update informasi ternyata sudah mengerti terobosan menteri BUMN ini. Seorang kerabat pemilik toko buku malah diluar dugaan sudah jadi Dahlanis sejati karena sudah membaca berbagai buku tentang Pak Dahlan.
Yang menarik adalah cerita beberapa kerabat yang mudik memakai kereta. Mereka semua memuji kinerja KAI. Tapi ada satu yang paling menarik, seorang kerabat yang dengan berapi-api memuji KA Krakatau: murah dan cepet banget sampai, katanya. Jakarta-Madiun cuma 180 ribu dengan kereta yang bagus, bersih dan rapi.
Cerita KA Krakatau ini langsung mengingatkan admin pada sebuah video di Youtube saat Pak Dahlan jadi pembicara seminar Leading In Conflict. Di situ Pak Dahlan bercerita soal ‘berantemnya’ Dirut ASDP dengan Dirut KAI soal stasiun kereta yang menghalangi pintu masuk ke Pelabuhan Merak. Karena pintu masuk yang sempit, kemacetan tak terhindarkan.
Waktu itu, Merak memang sedang macet-macetnya. Dan seperti biasa, gerak cepat Pak Dahlan memaksa Dirut ASDP dan KAI harus meeting secepatnya. Permasalahan Merak harus langsung di cari penyelesaiannya, tidak bisa ditunda-tunda. Hari itu juga harus ada solusi. Karena Pak Dahlan ada acara di Medan, jadilah dua Dirut mendampingi kunjungan ke Medan. Solusi harus ditemukan sepanjang perjalanan. Meeting dua BUMN pun berlangsung di pesawat Jakarta-Medan dengan Pak Dahlan sebagai penengahnya. Admin sendiri tidak bisa membayangkan reaksi penumpang lain melihat kesibukan ini.
Intinya, Dirut ASDP meminta KAI menutup atau memindahkan stasiunnya. Sementara KAI ngotot mempertahankan stasiun itu di posisinya semula. Dahlan semula menyutujui penutupan stasiun itu karena memang minim penumpang dan kereta. Tapi setelah Ignatius Jonan menjelaskan visinya tentang stasiun Merak, Dahlan pun luluh.
Visi Jonan adalah memindahkan angkutan penumpang dan barang menuju Merak yang selama ini lewat tol ke kereta. Stasiun Merak akan di perbaiki, frekuensi perjalanan kereta akan ditambah. Dengan begitu beban jalan tol akan berkurang sehingga kemacetan Tol Merak akan teratasi. Akhirnya Dahlan mendukung stasiun Merak dipertahankan. Soal pintu masuk yang sempit akan diatasi dengan cara lain.
Setelah solusi ditemukan, begitu mendarat di Medan, Dirut KAI dan ASDP langsung diinstruksikan kembali ke Jakarta untuk mengatasi kemacetan Merak.
Cerita kerabat tentang KA Krakatau langsung mengingatkan admin: Ah, ini toh aplikasi meeting di pesawat itu. Menarik menguji ide ini, terutama pemilihan rute jarak jauh Madiun-Merak. Yang jelas konsep itu ternyata sudah diwujudkan menjadi nyata. Nggak pake lama. Salut untuk KAI.
No comments:
Post a Comment